Anwalin News, Margomulyo - Nabi Muhammad SAW adalah khatam al-anbiya’. Hal ini mengandung maksud bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi dan rasul pamungkas atau terakhir yang diturunkan Oleh Allah SWT kepada umat-Nya. Sehingga kehadirannya tidak hanya dikhususkan untuk umat tertentu saja sebagaimana para nabi sebelumnya. Akan tetapi Allah menghadirkan Nabi Muhammad diperuntukkan sebagai rahmat bagi semesta alam. Sebagaimana Firman Allah dalam al-Qur'an surat al-anbiya’ ayat 107:
“Dan tidaklah kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk
(menjadi) rahmat bagi semesta alam”
Makna lainnya tentang khatam
al-anbiya’ ini adalah adanya
keistimewaan yang diberikan Allah kepada Nabi yaitu Uswah Hasanah atau
suri tauladan yang baik. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam
al-Qur'an surat al-Ahzab ayat 21:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu uswatun hasanah
(suri tauladan yang baik) bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”
Meneladani Nabi Muhammad SAW adalah suatu keharusan bagi setiap muslim.
Melaksanakan tuntunan dari Nabi SAW, menunaikan apa yeng terkandung dalam
sunnah-sunnahnya secara tidak langsung juga melaksanakan segala perintah serta
menjauhi segala larangan Allah. Dan hal inilah yang merupakan pengejawentahan
dari makna taqwa.
Salah satu cara untuk meneladani akhlak Nabi SAW ini adalah dengan
memperingati hari kelahiran beliau atau maulid Nabi SAW. adalah pada tanggal 28
Oktober 2020 M atau bertepatan dengan malam 12 Rabiul awal 1442 H, (ba’da
Maghrib) Jamaah Masjid Nurul Ahadiyah Jajar - Margomulyo, menggelar acara
peringatan Maulid Nabi SAW. Acara ini diisi dengan pembacaan al-Barzanji dan ceramah
agama oleh Ust. Sanusi M.Pd.I
Dalam tausiyahnya beliau menyampaikan bahwa Maulid Nabi SAW ini
adalah acara rutin yang setiap tahun diperingati. Acara peringatan ini
seharusnya tidak hanya bersifat formalitas-seremonial saja. Cuma sebatas
memperingati setiap tahunnya sebagaimana biasanya. Namun yang lebih ditekankan
adalah adanya upaya mengambil ibrah (pelajaran) tentang hakikat yang
tekandung dalam Maulid ini. Setidaknya peringatan ini bisa melahirkan rasa
mencintai kepada Nabi Muhammad SAW. Sehingga dengan rasa cinta kepada Nabi SAW
inilah nantinya akan ada peningkatan iman dan taqwa kepada Allah SWT.
Melaksanakan segala yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala yang
dilarang-Nya.
Dari peringatan maulid inilah nantinya akan menumbuhkan rasa cinta
kepada Nabi Muhammad SAW yang selanjutnya bisa menemukan adanya uswah hasanah
atau teladan yang baik dalam diri Rasulullah SAW. Ketika telah menemukan uswah hasanah karena didasari rasa
cinta kepada Nabi SAW ini, seorang hamba kemudian bisa mengaplikasikan
nilai-nilai keteladanan Nabi SAW di dalam kehidupannya. Baik itu yang bersifat
dengan hablu mina Allah, maupun yang bersifat hablu mina al-nas.
Setelah meneladaninya maka seseorang akan lebih bisa untukl mendekatkan dirinya
kepada Allah. Derajat iman dan tawanya kepada Allah akan meningkat. Kecintaan
serta ketaatan kepada Rasulullah SAW akan menguatkan dirinya untuk terus
mengamalkan sunnah-sunnahnya.
Ada dua indikator seseorang bisa dikatakan cinta kepada Rasulullah
SAW, yaitu:
1. Sering Menyebut Namanya
Orang yang mencintai seseorang, biasanya senang untuk menyebut
namanya, menceritakanya ataupun gembira apabila mendengar nama yang dicintainya
itu disebut oleh orang lain.
Begitu pula seseorang yang cinta kepada Nabi SAW, maka senang
untuk menyebut namanya dengan senandung shalawatnya. Nabi SAW pun bersabda,
“Orang yang paling dekat denganku di hari kiamat adalah orang yang paling
banyak bershalawat kepadaku”. (H.R. Tirmidzi). Ternyata ada legalisasi
kemudahan untuk masuk surga untuk orang-orang yang gemar atau banyak
bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Tapi di sisi lain, Nabi SAW juga bersabda, “Orang yang pelit
adalah orang yang ketika namaku disebut di sampingnya, ia tidak mau membaca
shalawat kepadaku”. (H.R. Tirmidzi). Itulah sebabnya ketika nama Nabi Muhammad
Saw disebut, seorang muslim harus bershalawat kepadanya.
2. Meneladani Nabi Muhammad SAW
Sudah jelas bahwa pada diri Nabi Muhammad SAW suri tauladan yang
baik. Mauslim yang sejati harus bersungguh-sungguh untuk meneladani sifat dan
akhak Nabi SAW. meskipun sangat berat dan tidak mungkin menirukan untuk
keseluruhannya, seorang muslim harus sekuat tenaga untuk meneladaninya.
Semoga
peringatan Maulid Nabi SAW ini, menjadi sarana untuk meneladani sefat dan
akhlak beliau serta dapat meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT.
Aamiin. (DH)
0 Komentar:
Posting Komentar
Mohon Saran dan Kritik Yang Sifatnya Konstruktif!