Assalamu'alaikum Wr. Wb. ----- SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI PIMPINAN ANAK CABANG GERAKAN PEMUDA ANSOR WATULIMO ----- Semoga Bermanfaat Untuk Kita Semua!

Rabu, 10 Agustus 2022

Kisah Ilmu Kanuragan Mbah Cholil Bisri Rembang

Posted by ADMIN On Rabu, Agustus 10, 2022 No comments


Bagi keluarga besar Pesantren Raudhatut Thalibin Leteh Rembang, Maulud dan Rajab merupakan dua bulan yang istimewa. Di bulan Maulud, pesantren ini menyelenggarakan haul gede untuk memperingati wafatnya KH. Bisri Mustofa dan durriyyahnya dari atas-bawah hingga kiri-kanan. KH. Cholil Harun, KH. Suyuti Cholil, Nyai Ma’rufah Bisri Mustofa dan lain lain adalah nama-nama kiai-bu nyai yang menjadi bagian inti dari haul besar ini.

Biasanya diselenggarakan dalam beberapa hari, puncaknya adalah tahlil akbar di makam Mbah Bisri dan malamnya diadakan pengajian umum.

Sedang Rajab merupakan bulan lahir dan wafatnya KHM. Cholil Bisri (Mbah Cholil). Beliau lahir pada 27 Rajab 1263 H (12 Agustus 1941) dan meninggal pada 7 Rajab 1424 H bertepatan dengan 24 Agustus 2004. Pada bulan ini diadakan haul—kami menyebutnya sebagai haul cilik.

Peringatan wafatnya al-maghfurlah Mbah Cholil ini diadakan dengan sangat sederhana. Santri dan tetangga kiri-kanan hadir di rumah untuk membaca tahlil yang dihadiahkan untuk abah kami. Semoga beliau mendapat tempat terbaik di sisi-Nya dan diampuni semua dosanya.

Pada Senin, 2 Maret 2020, keluarga besar Pesantren Raudhatut Thalibin Leteh Rembang akan mengadakan haul cilik itu.

Selain untuk mendoakan beliau, haul juga momentum yang penting bagi keluarga dan santri untuk mengenang dan—kalau bisa—meneladani laku baik ketika beliau masih hidup.

Sekaligus mengingat kembali perjuangan beliau yang sudah dan yang belum dilakukan.

Tekadnya hanya satu, yakni melanjutkan perjuangan yang telah dimulai dan akan segera dilakukan. Syukur-syukur bisa menambahnya hingga menjadi lebih sempurna.

Putra sulung Mbah Bisri Mustofa dan Ny. Ma’rufah Cholil Harun ini lahir di Kasingan Rembang sebelum Indonesia merdeka. Era penjajahan masih berlangsung dan seluruh rakyat menderita karenanya.

Saat itu terjadi perpindahan kekuasaan dari penjajah Belanda beralih ke penjajah Jepang. Suhu politik memanas akibat tentara Jepang mendarat di pesisir-pesisir pantai termasuk Rembang. Perang setiap saat bisa saja terjadi.

Para santri yang mondok di Pesantren Kasingan asuhan KH. Cholil Harun juga terkena imbasnya. Mereka memilih atau disuruh pulang ke rumah masing-masing mengingat situasi yang genting.

Mbah Bisri Mustofa beserta keluarga kecilnya juga terpaksa mengungsi ke Sedan (salah satu kecamatan di Rembang yang terletak di bagian timur) untuk menghindari hal-hal buruk yang mungkin terjadi. Dalam suasana mengungsi, serba kekurangan sudah menjadi karibnya setiap hari.

Memotong Jalan~

Kisah sedih sebagai pengungsi ini berulang lagi saat terjadi pemberontakan pertama PKI di Madiun 1948-1949. Pemberontakan ini lebih tepat disebut sebagai pengkhiatan PKI terhadap NKRI yang baru saja diproklamasikan pada 1945.

Pemimpin pengkhiatan itu, Muso dan Amir Syarifuddin seperti menggunting di lipatan, memotong jalan para pahlawan yang telah berjuang merebut kemerdekaan NKRI lalu ingin merampas di pinggir jalan.

Yang lebih menyakitkan, PKI menjadikan kiai dan santri sebagai musuh dan target pembunuhan.

Akibat ulah PKI ini, Mbah Cholil kecil beserta adiknya Gus Mus dan seluruh keluarga harus mengungsi ke Pare Kediri kurang lebih selama dua tahun. Hidup serba kekurangan dihadapi setiap hari.

Selain itu, Mbah Cholil beserta keluarga juga menerima ancaman pembunuhan dari PKI. Salah perhitungan atau terlambat sedikit saja, bisa jadi Mbah Bisri beserta keluarganya akan menjadi cerita semata.

Dua kali mengungsi dan beratnya hidup di masa revolusi, membuat Mbah Cholil harus mempersiapkan hidup dengan sebaik-baiknya. 

Pada saat belajar di Pesantren Lirboyo Kediri yang diasuh KH. Mahrus Ali, selain belajar kitab kuning (turats), kesukaan Mbah Cholil terhadap ilmu kanuragan mulai tumbuh.

Sebagaimana diceritakan KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya, putra sulung Mbah Cholil) pada waktu itu, Lirboyo masyhur sebagai gudangnya ilmu hikmah dan kanuragan.

Dua santri kakak-beradik, yakni Mbah Cholil dan adiknya Gus Mus, tidak ketinggalan ikut getol berlatih, mesu diri, tirakat, menekuni gemblengan dan mempelajari berbagai ilmu kejadugan.

Penampilan kedua santri muda mulai berubah dan mengikuti trend zamannya saat itu. Rambut gondrong sampai ke punggung pertanda tak mempan dicukur.

Baju khas pendekar dan berwarna hitam (baju kutung dan celana komprang sebatas dengkul). Memakai ikat kepala batik dan berterompah kayu (sandal teklek).

Suatu saat kesempatan untuk pulang ke Rembang tiba.

Dengan atribut kependekaran seperti itu, keduanya pulang menuju ke rumah. Dalam perjalanan, banyak orang disekitarnya yang segan melihat keduanya. Takut dikira menantang.

Begitu sampai di rumah, watak kependekarannya rontok seketika, ketika, tak disangka, Mbah Bisri, ayahanda mereka marah besar!

Segala pakaian dan atribut kependekaran mereka dilucuti dan dibakar. Termasuk rambutnya harus dicukur.

Untuk urusan rambut ini, Mbah Bisri harus turun tangan sendiri. Karena tak ada yang mampu mencukur rambut mereka—benar-benar jadug rupanya, Mbah Bisri memotong habis rambut mereka.

Pendek kata mereka divonis harus berhenti main jadug-jadugan!

Kenapa Mbah Bisri melakukan semua itu? “Aku saja cuma kiai, kok kalian mau jadi jadi wali” kata Mbah Bisri.

Mbah Cholil beserta adiknya Gus Mus akhirnya pindah mondok ke Pesantren Krapyak, Yogyakarta.

Dari sekian banyak atribuat kejadugan, ada satu yang tidak pernah ditinggalkan. Hingga akhir hayatnya,

Mbah Cholil selalu berteklek ketika di rumah.

Suara teklek ketika bersentuhan dengan tanah menjadi tanda merdu bagi santri untuk segera memulai ngaji. Tak…tok…tak…tok…

Lahul fātihah ... 
.
.
Sumber : FB Generasi Muda Nusantara

0 Komentar:

Posting Komentar

Mohon Saran dan Kritik Yang Sifatnya Konstruktif!

SILAHKAN BACA JUGA !


If you want to test someone’s character, give him respect. If he has good character, he will respect you more. If he has bad character, he will think is the best of all.

------------

Jika kamu ingin menguji karakter seseorang, hormati dia. Jika dia memiliki akhlak yang baik, maka dia akan lebih menghormatimu. Jika dia memiliki akhlak yang buruk, dia akan merasa dirinya yang paling baik.